Daun teh dihasilkan dari tanaman teh, dan siklus pemetikannya adalah 7 hingga 14 hari, tergantung kondisi tanaman di masing-masing daerah. Cara memetik daun tidak hanya mempengaruhi hasil teh, tetapi juga menentukan kualitas teh. Teh dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut cara pengolahannya, yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh oolong) dan teh tidak difermentasi (teh hijau). Pengolahan teh hitam terjadi melalui proses fermentasi dan biasanya dibuat dengan metode Orthodox (still leaf) dan CTC (Crush, Tear and Curl). Teh ortodoks diproses melalui sekitar 16 jam proses pelayuan, penggulungan, fermentasi, pengeringan, penyortiran, dan lainnya. Kemudian dioksidasi, dikeringkan, dipilah dan dikemas.
Meskipun teh hitam ortodoks ini sudah langka, namun sampai sekarang masih banyak pecinta teh hitam ortodoks karena karakteristik rasanya yang berbeda. Sementara itu, sistem Chushing Tearing Curling (CTC) merupakan sistem pengolahan teh hitam yang relatif baru di Indonesia.
Pengolahan teh hitam CTC merupakan metode pengolahan dengan pengadukan yang sangat ringan dan pengadukan yang relatif keras, sedangkan metode pengolahan ortodoks memerlukan pengadukan yang relatif berat dan pengadukan yang ringan. Ada tiga faktor yang mempengaruhi karakteristik teh, yaitu jenis klon (biji), tempat tanaman ditanam, dan cara pengolahan teh. Baik tempat teh ditanam maupun iklim memengaruhi rasanya.
1. Tahap Pelayuan
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70%. Selama proses pelayuan, komposisi kimiawi yang terkandung dalam daun teh akan berubah, dan kelembapan akan berkurang sehingga membuat daun teh menjadi lembut. Dengan layu, pucuk yang empuk menjadi kuning dan menjadi kuning kehijauan, tidak layu, batang yang empuk elastis, lembut di tangan, dan mudah dipetik. Pelayuan adalah dengan meletakkan daun teh di atas loyang logam di ruangan yang mirip dengan oven, kemudian menggunakan udara panas yang mengalir pada suhu 28-30 derajat selama 12-17 jam, dan membalikkannya 2-3 kali.
2. Tahap Penggilingan dan Oksidasi Enzimatik (Octimatic)
Penggilingan bertujuan untuk menggiling dan menggiling seluruh bagian pucuk agar sebanyak mungkin sel daun yang rusak sehingga proses fermentasi dapat berlangsung secara merata. Penggilingan merupakan proses awal dimana terjadi oksidasi, dimana polifenol dan polifenol oksidase bertemu dengan bantuan oksigen. Dengan menggiling, sel-sel cairan akan muncul secara merata di permukaan daun. Selama proses penggilingan, katekin diubah menjadi theaflavin dan thearubigins, yang merupakan komponen penting dari warna, rasa dan aroma teh hitam yang diseduh.
3. Tahap Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk menghentikan proses oksidasi yang dilakukan dengan cara melewatkan daun teh melalui alat pengering udara panas hingga kadar air mencapai 2,5-4,5, sehingga proses fermentasi dihentikan, agar sifat teh tidak berubah dan tahan terhadap penyimpanan. Pengeringan dapat dilakukan dengan alat pengering tekanan rantai sirkulasi atau pengering fluidized bed pada suhu 90-95oC selama 20-22 menit.
4. Tahap Pemilahan dan Grading
Tujuan pemilahan adalah untuk mendapatkan partikel teh dengan ukuran, bentuk dan warna yang seragam sesuai dengan baku mutu yang diakui secara nasional dan internasional. Selain itu juga untuk menghilangkan kotoran, serat, tulang dan debu.
5. Tahap Pengemasan
Masukkan teh yang sudah disortir ke dalam mesin curah teh untuk pencampuran, sehingga teh dapat dikelompokkan dengan grade yang sama. Selanjutnya dilakukan pengemasan untuk membantu mencegah dan mengurangi kerusakan selama penyimpanan. Saat dikemas, kadar air tidak boleh melebihi 5,5%.
Bila Anda ingin membeli teh hitam kualitas premium, Teh Villa memilikinya. Di website ini pada halaman kategori produk Anda bisa memilih dan membeli beragam teh seperti teh hitam (Premium Black Tea), teh celup kotak, tumbler strianer, teh villa sachet, teh merah wangi dan teh villa cup yang merupakan inovasi terbaru dari PT. Karya Mas Makmur selaku produsen teh hitam terbaik di Indonesia.